bumi di mana kota ini menguncup
atas titisan air mata berdarah
darah nenek moyang ku
dan nenek moyang mu
dalam kota megah ini
di mana adanya desa
dan di batas-batas kota
di sebuarnya kamar tua
jatuhnya menunggu masa
kedatangan yang tidak di rela
saat…..sesaat
detik….sedetik
waktu…sewaktu
tidak kurelakan
menanti satu
penantian
untuk apa menanti?
untuk apa kata di ungkap?
seperti sebuah dongengan?
hikayat purba kala?
penglipur lara?
mainan lidah?
hiasan kata?
mengharap kemanusian cuma?
kemanusian ada harganya
berapa harga nilaiannya?
untuk dibenarkan hidup
meneruskan saki baki dunia
persoalan ku
persoalan mu
siapa yang mati?
menjadikan nya tuhan
menentukan rezeki
hidup dan mati
aku dan diri mu
dan untuk anak cucu kita
yang bergelar generasi baru
Tuhan ku
dan juga
Tuhan mu
hanyalah Satu
dan selamanya
tidak pernah dia
dan bukan anak cucunya
atas titisan air mata berdarah
darah nenek moyang ku
dan nenek moyang mu
dalam kota megah ini
di mana adanya desa
dan di batas-batas kota
di sebuarnya kamar tua
jatuhnya menunggu masa
kedatangan yang tidak di rela
saat…..sesaat
detik….sedetik
waktu…sewaktu
tidak kurelakan
menanti satu
penantian
untuk apa menanti?
untuk apa kata di ungkap?
seperti sebuah dongengan?
hikayat purba kala?
penglipur lara?
mainan lidah?
hiasan kata?
mengharap kemanusian cuma?
kemanusian ada harganya
berapa harga nilaiannya?
untuk dibenarkan hidup
meneruskan saki baki dunia
persoalan ku
persoalan mu
siapa yang mati?
menjadikan nya tuhan
menentukan rezeki
hidup dan mati
aku dan diri mu
dan untuk anak cucu kita
yang bergelar generasi baru
Tuhan ku
dan juga
Tuhan mu
hanyalah Satu
dan selamanya
tidak pernah dia
dan bukan anak cucunya